1. Pengertian Beton SCC ( Self Compacting
Concrete)
Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC
adalah
beton segar yang sangat
plastis
dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang
dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri tanpa
adanya bantuan alat penggetar untuk
pemadatan. Beton SCC yang
baik harus tetap homogen, kohesif, tidak terjadi segregasi, blocking, dan bleeding.
2. Kelebihan Beton SCC
a. Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump tinggi
dalam jangka waktu lama (slump keeping admixture).
b. Tidak perlu pemadatan manual
c. Lebih Homogen dan stabil
d. Kuat tekan bisa dibuat untuk beton mutu sangat tinggi UHPC
e. Lebih
kedap, porositas
lebih kecil.
f. Susut lebih rendah.
g. Dalam jangka panjang struktur lebih awet
(durable).
h. Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya biasanya berukuran kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi
lebih
tinggi.
i. Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi suara saat
pelaksanaan pengecoran.
j. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat mengalir
dengan sendirinya sehingga
dapat menghemat biaya sekitar
50 % dari upah buruh.
3. Karakteristik Beton SCC
Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas campuran beton segar dapat dikatakan SCC apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
- Filling ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruhan bagian cetakan melalui beratnya sendiri.
Untuk menentukan “filling ability” dari beton SCC digunakan Slump-flow Test dengan
menggunakan kerucut Abrams
dapat diketahui kondisi workabilitas
beton
berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara
60-75 cm. Pengujian slump
flow
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
- Passing ability, adalah
kemampuan beton SCC untuk mengalir
melalui cela-
cela antar besi tulangan atau
bagian
celah yang
sempit dari cetakan tanpa
terjadi adanya segregasi atau blocking. Untuk
menentukan “passing ability”
dari beton SCC , digunakan alat uji yaitu L-Shape box. Dengan L-shape box test
akan didapatkan
nilai blocking ratio, yaitu nilai yang didapat dari
perbandingan
H2/H1. Semakin besar
nilai blocking ratio, semakin
baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu. Untuk kriteria
beton SCC nilai
blocking ratio berkisar antara
0,8 –
1,0. Pengujian L-Shape
Box
dilakukan ( Ilustrasi bisa dilihat pada gambar dibawah ini )
Selain menggunakan L-BOX dalam pengujian passing ability juga digunakan alat J-RING
- Segregation resistance, adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap
dalam keadaan komposisi yang
homogen selama waktu transportasi sampai pada
pengecoran. V- Funnel test digunakan untuk mengukur viskositas beton
SCC
dan sekaligus mengetahui “segregation resistance’. Kemampuan beton segar untuk segera mengalir melalui mulut diujung
bawah alat ukur V- funnel diukur dengan besaran waktu antara 3 – 15 detik. Pengujian
V-funnel dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Untuk konsep dasar beton SCC dapat dilihat dari bagan berikut ini :
VIDEO PENGUJIAN SLUMP, L - BOX, V - VUNNEL DAN J-RING BETON SCC DAPAT DILIHAT PADA LINK BERIKUT INI :
Demikian Bahasan Kali Ini, Terimakasih Kunjungannya... Semoga Kedepan bisa share yang lainnya ..