a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pencampuran, penghamparan dan
pemadatan aggregat, semen dan air sehubungan dengan persyaratan dalam
spesifikasi ini dan harus sesuai dengan dimensi dan potongan melintang yang
tertera dalam gambar serta garis dan kemiringan yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas.
b) Cement Treated Base harus dibuat dalam satu deretan dari lajur lajur paralel.
Sambungan konstruksi memanjang harus dicetak dengan cetakan sementara
yang dipasang sesuai ketinggian dan kemiringan yang dipersyaratkan
sedemikian sehingga memungkinkan pemadatan dan penyelesaiannya.
Cetakan samping harus dibuka sebelum lajur disampingnya dibuat.
MATERIAL
a) Agregat
1) Agregat yang dipakai dapat dari batu pecah atau kerikil (gravel). Material
halus secara alami berasal dari pemecahan agregat sendiri.
2) Material yang berasal dari bongkaran konstruksi perkerasan yang ada,
granular base ataupun struktur lainnya harus diaur ulang bila akan
digunakan.
3) Pasir dapat dipakai sebagai tambahan untuk dapat memenuhi gradasi yang
dipersyaratkan
4) Gravel yang dipecah maupun yang tidak dipecah harus merupakan batuan
yang keras, tahan terhadap ausan, memenuhi kualitas, memenuhi gradasi
dan tidak mengandung batuan pipih, memanjang, bebas dari kotoran dan
material lain yang tidak layak untuk konstruksi.
5) Daur ulang dari konstruksi perkerasan yang ada hanya diijinkan maksimum
25% dari berat total.
6) Metoda yang dipakai untuk memproduksi batu pecah harus dapat
menghasilkan produksi yang konsisten. Bila perlu guna memenuhi
persyaratan atau mengeliminasi kelebihan partikel halus, hasil pecahan
disaring dulu.
7) Semua material yang lolos saringan No. 4 hasil dari pemecahan batu,
gravel, atau hasil daur ulang dapat dicampurkan kedalam material base
sepanjang memenuhi persyaratan gradasi.
8) Gradasi harus memenuhi batasan dalam tabel berikut ini apabila diuji
dengan metoda ASTM C 136 dan ASTM C 117 (penyaringan basah)
9) Gradasi dalam tabel tersebut adalah batasan yang menentukan kelayakan
agregat yang dapat dipakai sebagai sumber material. Gradasi akhir
ditentukan berdasarkan batasan tabel tersebut dan harus merata dari kasar
sampai halus.
10) Bagian dari agregat base, termasuk material yang dicampur yang lolos
saringan No. 40 harus mempunyai Liquid Limit tidak lebih dari 25% dan
Plasicity Index tidak lebih dari 6% apabila diuji dengan metoda ASTM D
423 dan ASTM D 424.
11) Material yang tidak layak seperti lempung, lanau, gypsum, potongan
potongan kayu dan plastik harus dibuang dari agregat base.
agregat yang dapat dipakai sebagai sumber material. Gradasi akhir
ditentukan berdasarkan batasan tabel tersebut dan harus merata dari kasar
sampai halus.
10) Bagian dari agregat base, termasuk material yang dicampur yang lolos
saringan No. 40 harus mempunyai Liquid Limit tidak lebih dari 25% dan
Plasicity Index tidak lebih dari 6% apabila diuji dengan metoda ASTM D
423 dan ASTM D 424.
11) Material yang tidak layak seperti lempung, lanau, gypsum, potongan
potongan kayu dan plastik harus dibuang dari agregat base.
b) Semen Portland
Semen Portland yang dipakai harus dari merek yang sudah lazim dipakai di
Indonesia dan memenuhi persyaratan ASTM C 150 untuk semen tipe I.
Dengan peersetujuan Pemberi Tugas semen dengan additive puzzolan
mungkin dapat dipakai dengan syarat kandungan puzzolan tidak lebih dari 30%
berat.
Semen Portland yang dipakai harus dari merek yang sudah lazim dipakai di
Indonesia dan memenuhi persyaratan ASTM C 150 untuk semen tipe I.
Dengan peersetujuan Pemberi Tugas semen dengan additive puzzolan
mungkin dapat dipakai dengan syarat kandungan puzzolan tidak lebih dari 30%
berat.
c) Air
Air yang dipakai untuk mencampur dan mengawetkan adukan harus bersih,
tidak mengandung bahan bahan yang dapat mengurangi kualitas seperti
lumpur, minyak, asam, bahan bahan organik, alkali, garam atau kotoran
kotoran lainnya yang merugikan.
Air yang dipakai untuk mencampur dan mengawetkan adukan harus bersih,
tidak mengandung bahan bahan yang dapat mengurangi kualitas seperti
lumpur, minyak, asam, bahan bahan organik, alkali, garam atau kotoran
kotoran lainnya yang merugikan.
KADAR SEMEN
a) Sebelum pekerjaan dimulai, harus diadakan tes laboratorium terhadap contoh
agregat, semen dan air untuk menentukan jumlah semen yang diperlukan guna
memenuhi persyaratan.
b) Kadar semen berkisar antara 3% sampai 6% dari berat kering agregat.
c) Spesimen tes dibuat dengan kadar semen berbeda beda dan dipadatkan
sesuai ASTM D 1557 metoda D dan kadar air optimum ditentukan untuk setiap
kadar semen. Sampel yang dipadatkan pada OMC akan ditentukan kuat desaknya
(compressive strength) sesudah 6 hari dan direndam selama 24 jam. Kadar semen
a) Sebelum pekerjaan dimulai, harus diadakan tes laboratorium terhadap contoh
agregat, semen dan air untuk menentukan jumlah semen yang diperlukan guna
memenuhi persyaratan.
b) Kadar semen berkisar antara 3% sampai 6% dari berat kering agregat.
c) Spesimen tes dibuat dengan kadar semen berbeda beda dan dipadatkan
sesuai ASTM D 1557 metoda D dan kadar air optimum ditentukan untuk setiap
kadar semen. Sampel yang dipadatkan pada OMC akan ditentukan kuat desaknya
(compressive strength) sesudah 6 hari dan direndam selama 24 jam. Kadar semen
yang akan dipakai adalah kadar semen terhadap berat yang menghasilkan
karakteristik kuat desak laboratorium pada 7 hari tidak kurang dari 4481 kPa,
berdasarkan tes terhadap sekurang kurangnya 6 silinder.
Karakteristik kuat desak ditentukan dengan rumus X6 – 1 x Sd6 dimana
X6 = rata rata dari 6 tes
Sd6 = standar deviasi dari 6 tes
Karakteristik kuat desak ditentukan dengan rumus X6 – 1 x Sd6 dimana
X6 = rata rata dari 6 tes
Sd6 = standar deviasi dari 6 tes
METODA PELAKSANAAN
a) Batasan Cuaca
Cement Treated Base tidak boleh dihampar pada waktu hari hujan.
b) Pekerjaan di Pit dan Quarry
Material diperoleh dari borrow pit, quarry atau daur ulang material yang telah
disetujui. Material harus diambil dan ditangani sedemikian sehingga material
yang didapat seragam dan sesuai dengan yang diharapkan
c) Peralatan
1) Semua peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus
dalam kondisi baik dan harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum
pekerjaan dimulai.
a) Batasan Cuaca
Cement Treated Base tidak boleh dihampar pada waktu hari hujan.
b) Pekerjaan di Pit dan Quarry
Material diperoleh dari borrow pit, quarry atau daur ulang material yang telah
disetujui. Material harus diambil dan ditangani sedemikian sehingga material
yang didapat seragam dan sesuai dengan yang diharapkan
c) Peralatan
1) Semua peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus
dalam kondisi baik dan harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum
pekerjaan dimulai.
2) Kontraktor harus menyediakan air dilokasi dalam jumlah yang cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
3) Peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk mencampur material/agregat + semen dan air dengan
proporsi sedemikian sehingga dapat dihasilkan cement treated base
course dengan gradasi dan konsistensi sesuai persyaratan
pelaksanaan pekerjaan ini.
3) Peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk mencampur material/agregat + semen dan air dengan
proporsi sedemikian sehingga dapat dihasilkan cement treated base
course dengan gradasi dan konsistensi sesuai persyaratan
d) Cetakan dan Penghamparan
1) Penghamparan Cement Treated Base dapat dilaksanakan dengan
menggunakan cetakan atau dengan menggunakan alat penghampar tanpa
cetakan samping.
2) Bila menggunakan cetakan kayu atau metal, panjang minimum adalah 3
meter dan harus mempunyai ketebalan sama dengan tebal padat base
course dan dapat menghasilkan alignment yang bagus. Cetakan harus
ditempatkan sesuai dengan garis, elevasi dan kemiringan sesuai gambar
rencana.
3) Agar ketinggian dan kemiringan sesuai persyaratan dan gambar dapat
terpenuhi, lapisan teratas dari cement treated baseharus dihampar dengan
menggunakan mechanical paver.
4) Lapisan dibawah lapisan teratas dapat dihampar dengan menggunakan
motor grader, power shovel atau peralatan yang sejanis.
5) Bila Kontraktor menggunakan alat penghampar, peralatan dan suppy
material harus mampu menghampar dan memadatkan dalam ketebalan
dan kontur yang memenuhi persyaratan.
6) Persiapan Lapisan Bawah Hamparan (Underlying Course)
1) Sebelum cement treated base dihampar, lapisan dibawahnya harus
disiapkan sesuai yang dipersyaratkan.
2) Lapisan bawah ini harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum
penghamparan dimulai.
3) Pengecekan ketinggian dan kemiringan hamparan dapat dilakukan
dengan grade stakes, steelpins, atau mal (forms) yang ditempatkan
berupa lajur lajur sejajar dengan sumbu dari perkerasan (landasan,
taxiway, jalan dsb), dalam interval sedemikian sehingga memungkinkan
benang benang dapat direntang daiantara stakes, pins, atau mal
tersebut
1) Penghamparan Cement Treated Base dapat dilaksanakan dengan
menggunakan cetakan atau dengan menggunakan alat penghampar tanpa
cetakan samping.
2) Bila menggunakan cetakan kayu atau metal, panjang minimum adalah 3
meter dan harus mempunyai ketebalan sama dengan tebal padat base
course dan dapat menghasilkan alignment yang bagus. Cetakan harus
ditempatkan sesuai dengan garis, elevasi dan kemiringan sesuai gambar
rencana.
3) Agar ketinggian dan kemiringan sesuai persyaratan dan gambar dapat
terpenuhi, lapisan teratas dari cement treated baseharus dihampar dengan
menggunakan mechanical paver.
4) Lapisan dibawah lapisan teratas dapat dihampar dengan menggunakan
motor grader, power shovel atau peralatan yang sejanis.
5) Bila Kontraktor menggunakan alat penghampar, peralatan dan suppy
material harus mampu menghampar dan memadatkan dalam ketebalan
dan kontur yang memenuhi persyaratan.
6) Persiapan Lapisan Bawah Hamparan (Underlying Course)
1) Sebelum cement treated base dihampar, lapisan dibawahnya harus
disiapkan sesuai yang dipersyaratkan.
2) Lapisan bawah ini harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum
penghamparan dimulai.
3) Pengecekan ketinggian dan kemiringan hamparan dapat dilakukan
dengan grade stakes, steelpins, atau mal (forms) yang ditempatkan
berupa lajur lajur sejajar dengan sumbu dari perkerasan (landasan,
taxiway, jalan dsb), dalam interval sedemikian sehingga memungkinkan
benang benang dapat direntang daiantara stakes, pins, atau mal
tersebut
4) Untuk melindungi lapisan bawahnya (underlying course) dan agar
drainase berfungsi dengan baik, penghamparan CTB harus dimulai dari
tengah pada perkerasan yang berbentuk punggung (crowned) atau
pada bagian tertinggi pada perkerasan yang miring kesatu arah.
drainase berfungsi dengan baik, penghamparan CTB harus dimulai dari
tengah pada perkerasan yang berbentuk punggung (crowned) atau
pada bagian tertinggi pada perkerasan yang miring kesatu arah.
e) Pencampuran
1) Cement Treated Base harus dicampur di mixing plant sentral, dapat sistem
batching maupun menerus (continous). Perbandingan agregat dan semen
dapat berdasrkan berat ataupun volume.
2) Agregat untuk CTB harus dipisahkan paling tidak dalam dua ukuran dan
setiap ukuran harus disimpan terpisah. Satu tempat berisi agregat yang
tertinggal diatas saringan No. 4 dan tempat satunya lagi berisi agregat yang
lolos saringan No. 4
3) Dalam semua mesin pengaduk proporsi air dapat berdasarkan berat atau
volume. Peralatan pencampur ini harus dilengkapi dengan alat pengukur
sehingga Pemberi Tugas dapat mengecek jumlah air per batch atau debit
aliran pada continous plant. Air tidak boleh dituang sebelum agregat masuk
kedalam mixer.
4) Bagian dalam mixer harus selalu dibersihkan sehingga tidak ada sisa
campuran yang mengeras yang tertinggal didalamnya.
5) Apapun plant yang digunakan, semen harus dituangkan sedemikian
sehingga dapat terdistribusi merata dalam agregat selama pencampuran
(mixing).
6) Pemasukan material kedalam batching plant atau tingkat pemasukan (rate
of feed) dalam continous mixer tidak boleh melebihi kapasitas mixing plant.
7) Waktu mixing dalam continous plant tidak boleh kurang dari 30 detik,
kecuali bila dapat dibuktikan bahwa dengan waktu kurang dari 30 detik
persyaratan kadar semen dan kuat desak dapat dicapai secara konsisten.
f) Penempatan
1) Penggunaan mixer dengan cara penuangan yang diluncurkan (chute)
diijinkan bila dengan cara ini dapat dijamin tidak terjadi segragasi.
2) Pada lapisan bawahnya (underlying course) sudah tidak terdapat alur alur
atau bagian bagian yang lunak. Apabila permukaannya kering maka harus
dibasahi secukupnya akan tetapi tidak boleh sampai menyebabkan lapisan
bawah tersebut menjadi lumpur pada saat campuran akan diletakkan
1) Cement Treated Base harus dicampur di mixing plant sentral, dapat sistem
batching maupun menerus (continous). Perbandingan agregat dan semen
dapat berdasrkan berat ataupun volume.
2) Agregat untuk CTB harus dipisahkan paling tidak dalam dua ukuran dan
setiap ukuran harus disimpan terpisah. Satu tempat berisi agregat yang
tertinggal diatas saringan No. 4 dan tempat satunya lagi berisi agregat yang
lolos saringan No. 4
3) Dalam semua mesin pengaduk proporsi air dapat berdasarkan berat atau
volume. Peralatan pencampur ini harus dilengkapi dengan alat pengukur
sehingga Pemberi Tugas dapat mengecek jumlah air per batch atau debit
aliran pada continous plant. Air tidak boleh dituang sebelum agregat masuk
kedalam mixer.
4) Bagian dalam mixer harus selalu dibersihkan sehingga tidak ada sisa
campuran yang mengeras yang tertinggal didalamnya.
5) Apapun plant yang digunakan, semen harus dituangkan sedemikian
sehingga dapat terdistribusi merata dalam agregat selama pencampuran
(mixing).
6) Pemasukan material kedalam batching plant atau tingkat pemasukan (rate
of feed) dalam continous mixer tidak boleh melebihi kapasitas mixing plant.
7) Waktu mixing dalam continous plant tidak boleh kurang dari 30 detik,
kecuali bila dapat dibuktikan bahwa dengan waktu kurang dari 30 detik
persyaratan kadar semen dan kuat desak dapat dicapai secara konsisten.
f) Penempatan
1) Penggunaan mixer dengan cara penuangan yang diluncurkan (chute)
diijinkan bila dengan cara ini dapat dijamin tidak terjadi segragasi.
2) Pada lapisan bawahnya (underlying course) sudah tidak terdapat alur alur
atau bagian bagian yang lunak. Apabila permukaannya kering maka harus
dibasahi secukupnya akan tetapi tidak boleh sampai menyebabkan lapisan
bawah tersebut menjadi lumpur pada saat campuran akan diletakkan
3) Truk untuk transport campuran base course ini harus dilengkapi dengan
tutup pelindung (protective cover). Kapasitas truk sekurang kurangnya 10
ton.
4) Material base harus dihampar diatas underlying course yang telah
disiapkan dengan ketebalan sedemikian sehingga bila dipadatkan
permukaannya sesuai dengan ketinggian dan dimensi yang dipersyaratkan.
5) CTB harus dibuat secara berlapis lapis dengan ketebalan sesudah
dipadatkan tidak lebih dari 250 mm. Batasan ini dapat diabaikan bila
Kontraktor dapat membuktikan dengan tebal lebih dari 250 mm dapat
dicapai kepadatan yang diminta.
6) Bila pembuatan CTB dilaksanakan secara berlapis lapis, maka permukaan
lapisan terbawah harus dikasarkan dengan garu agar terjadi ikatan yang
kuat dengan lapisan diatasnya. Lapisan kedua dan seterusnya dapat
dihampar dan dipadatkan 24 jam sesudah lapisan terbawah. Sebelum
meletakkan lapisan berikutnya, lapisan yang akan ditumpangi harus
dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat.
7) Tenggang waktu antara mixing dan penghamparan tidak boleh lebih dari 30
menit.
8) Peralatan untuk menghampar material base harus dapat menghasilkan
lapisan base dengan ketelitian, ketepatan serta keseragaman tebal dan
lebar.
g) Pemadatan
1) Segera sesudah dihampar, material base harus harus dipadatkan dan
tenggang waktu antara penghamparan dan penyelesaian rolling terakhir
tidak boleh lebih dari 45 menit agar dapat dicapai kepadatan optimum.
2) Alat pemadat (roller) harus tersedia dalam jumlah dan kapasitas yang
cukup agar spesifikasi terpenuhi.
3) Rute peralatan pemadatan harus direncana secara seksama untuk
menghindari terjadinya alur alur akibat jejak roda kendaraan atau traktor.
4) Bilamana perlu, sesudah pemadatan material base dirapikan (trimmed)
dengan motor grader sesuai dengan ketinggian yang tertera dalam gambar.
5) Penyelesaian harus sampai permukaan lapisan sesuai dengan gambar
potongan melintang dengan toleransi ± 10 mm diatas atau dibawah
permukaan rencana dan bila diuji dengan batang lurus sepanjang 3 meter
tutup pelindung (protective cover). Kapasitas truk sekurang kurangnya 10
ton.
4) Material base harus dihampar diatas underlying course yang telah
disiapkan dengan ketebalan sedemikian sehingga bila dipadatkan
permukaannya sesuai dengan ketinggian dan dimensi yang dipersyaratkan.
5) CTB harus dibuat secara berlapis lapis dengan ketebalan sesudah
dipadatkan tidak lebih dari 250 mm. Batasan ini dapat diabaikan bila
Kontraktor dapat membuktikan dengan tebal lebih dari 250 mm dapat
dicapai kepadatan yang diminta.
6) Bila pembuatan CTB dilaksanakan secara berlapis lapis, maka permukaan
lapisan terbawah harus dikasarkan dengan garu agar terjadi ikatan yang
kuat dengan lapisan diatasnya. Lapisan kedua dan seterusnya dapat
dihampar dan dipadatkan 24 jam sesudah lapisan terbawah. Sebelum
meletakkan lapisan berikutnya, lapisan yang akan ditumpangi harus
dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat.
7) Tenggang waktu antara mixing dan penghamparan tidak boleh lebih dari 30
menit.
8) Peralatan untuk menghampar material base harus dapat menghasilkan
lapisan base dengan ketelitian, ketepatan serta keseragaman tebal dan
lebar.
g) Pemadatan
1) Segera sesudah dihampar, material base harus harus dipadatkan dan
tenggang waktu antara penghamparan dan penyelesaian rolling terakhir
tidak boleh lebih dari 45 menit agar dapat dicapai kepadatan optimum.
2) Alat pemadat (roller) harus tersedia dalam jumlah dan kapasitas yang
cukup agar spesifikasi terpenuhi.
3) Rute peralatan pemadatan harus direncana secara seksama untuk
menghindari terjadinya alur alur akibat jejak roda kendaraan atau traktor.
4) Bilamana perlu, sesudah pemadatan material base dirapikan (trimmed)
dengan motor grader sesuai dengan ketinggian yang tertera dalam gambar.
5) Penyelesaian harus sampai permukaan lapisan sesuai dengan gambar
potongan melintang dengan toleransi ± 10 mm diatas atau dibawah
permukaan rencana dan bila diuji dengan batang lurus sepanjang 3 meter
yang diletakkan sejajar atau tegak lurus terhadap sumbu perkerasan, tidak
boleh ada perbedaan tinggi sebesar 6 mm pada setiap titik.
6) Tes kepadatan lapangan harus dilakukan sekurang kurangnya satu kali
untuk setiap 1.000 m luas cement treated base. Kepadatan yang
dipersyaratkan adalah 98% dari kepadatan laboratorium pada OMC.
Kepadatan lapangan ditentukan dengan metoda ASTM D 1556.
7) Semua peralatan dan kendaraan yang menurut pendapat Pemberi Tugas
dapat merusak CTB atau material curing tidak diijinkan melewati base
course yang sudah jadi dalam 24 jam pertama dari waktu curing.
h) Pre-cracking
Pemecahan (precracking) lapisan CTB dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya pecah karena susut yang tidak terkendali. Setiap lapisan CTB harus dipecah
boleh ada perbedaan tinggi sebesar 6 mm pada setiap titik.
6) Tes kepadatan lapangan harus dilakukan sekurang kurangnya satu kali
untuk setiap 1.000 m luas cement treated base. Kepadatan yang
dipersyaratkan adalah 98% dari kepadatan laboratorium pada OMC.
Kepadatan lapangan ditentukan dengan metoda ASTM D 1556.
7) Semua peralatan dan kendaraan yang menurut pendapat Pemberi Tugas
dapat merusak CTB atau material curing tidak diijinkan melewati base
course yang sudah jadi dalam 24 jam pertama dari waktu curing.
h) Pre-cracking
Pemecahan (precracking) lapisan CTB dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya pecah karena susut yang tidak terkendali. Setiap lapisan CTB harus dipecah
(precrack) menjadi kotak-kotak berukuran 3,50 x 3,50 m2.Metoda pemecahan dapat
dipilih dari beberapa metoda berikut:
a. Menggergaji setelah CTB mengeras ·
b. Membuat retakan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan vibratory plate
dan pembuat retakan.
c. Memotong sambungan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan cutting wheel.
c. Memotong sambungan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan cutting wheel.
Apabila Kontraktor memilih membuat retakan pada saat CTB belum mengering, baik
itu dengan vibratory plate maupun dengan cutting wheel, retakan buatan tersebut harus
diisi dengan aspal emulsi untuk menghindarkan retakan tersebut menyambung kembali karena
pekerjaan pemadatan atau sebab lainnya. Aspal yang diisikan harus dicampur dengan air
dengan perbandingan satu bagian aspal dan dua bagian air. Retakan yang dibuat harus
sekurang kurangnya sepertiga tebal dari lapisan.
i) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
1) Setiap hari pada akhir penghamparan, sambungan konstuksi melintang
(tranverse construction joint) harus dibuat dengan suatu header atau
memotong kembali material yang sudah dipadatkan untuk membentuk
potongan melintang yang vertikal.
2) Permukaan ini harus ditutup dengan tanah basah, material lain yang layak
atau metoda lain yang disetujui.
i) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
1) Setiap hari pada akhir penghamparan, sambungan konstuksi melintang
(tranverse construction joint) harus dibuat dengan suatu header atau
memotong kembali material yang sudah dipadatkan untuk membentuk
potongan melintang yang vertikal.
2) Permukaan ini harus ditutup dengan tanah basah, material lain yang layak
atau metoda lain yang disetujui.
3) Proteksi terhadap construction joint memungkinkan penempatan,
penghamparan dan pemadatan material base course tanpa merusak
pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya.
4) Bila longitudinal construction joint diperlukan; pada bagian lebar konstruksi,
dapat digunakan cetakan samping atau dibentu dengancara memotong
tegak lurus material yang sudah dipadatkan.
5) Pelaksanaan pemadatan pada tempat tempat yang berdampingan dengan
construction joint harus sedemikian sehingga pamadatan merata pada
seluruh lapisan.
6) Sebelum meletakkan material baru menyambung konstruksi yang sudah
padat, permukaan joint harus dibersihkan dan dibasahi.
j) Proteksi dan Curing
1) Sesudah lapisan cement treated base selsai dilaksanakan sesuai
spesifikasi, maka konstruksi ini harus dilindungi dari pengeringan selama 7
hari dengan cara membasahi dengan air. Bahan yang dapat menahan air
atau karung karung goni dapat digunakan untuk keperluan ini
2) Metoda curing harus segera dimulai dan tidak boleh lebih dari 12 jam
sesudah penyelesaian pekerjaan CTB. Dalam kondisi apaun permukaan
CTB yang baru diletakkan dan dipadatkan tidak boleh menjadi kering.
k) Kuat Desak Lapangan
1) Kontraktor harus mengambil sampel dengan core drill sebanyak 4 buah
untuk setiap 2.000 m2 dari cement treated base yang sudah berumur 7 hari
guna menentukan kuat desaknya. Lokasi core ditentukan oleh Pemberi
Tugas secara acak
2) Kuat desak 7 hari dari 3 sampel harus tidak kurang dari 5 N/mm2
sedangkan satu sampel lainnya tidak kurang dari 3,5 N/mm2 .
3) Bila hasil tes sampel tidak memenuhi persyaratan butir 2 tersebut diatas,
area tersebut harus diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri.
Tambahan sampel mungkin diperlukan untuk menentukan luas area yang
harus diperbaiki.
penghamparan dan pemadatan material base course tanpa merusak
pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya.
4) Bila longitudinal construction joint diperlukan; pada bagian lebar konstruksi,
dapat digunakan cetakan samping atau dibentu dengancara memotong
tegak lurus material yang sudah dipadatkan.
5) Pelaksanaan pemadatan pada tempat tempat yang berdampingan dengan
construction joint harus sedemikian sehingga pamadatan merata pada
seluruh lapisan.
6) Sebelum meletakkan material baru menyambung konstruksi yang sudah
padat, permukaan joint harus dibersihkan dan dibasahi.
j) Proteksi dan Curing
1) Sesudah lapisan cement treated base selsai dilaksanakan sesuai
spesifikasi, maka konstruksi ini harus dilindungi dari pengeringan selama 7
hari dengan cara membasahi dengan air. Bahan yang dapat menahan air
atau karung karung goni dapat digunakan untuk keperluan ini
2) Metoda curing harus segera dimulai dan tidak boleh lebih dari 12 jam
sesudah penyelesaian pekerjaan CTB. Dalam kondisi apaun permukaan
CTB yang baru diletakkan dan dipadatkan tidak boleh menjadi kering.
k) Kuat Desak Lapangan
1) Kontraktor harus mengambil sampel dengan core drill sebanyak 4 buah
untuk setiap 2.000 m2 dari cement treated base yang sudah berumur 7 hari
guna menentukan kuat desaknya. Lokasi core ditentukan oleh Pemberi
Tugas secara acak
2) Kuat desak 7 hari dari 3 sampel harus tidak kurang dari 5 N/mm2
sedangkan satu sampel lainnya tidak kurang dari 3,5 N/mm2 .
3) Bila hasil tes sampel tidak memenuhi persyaratan butir 2 tersebut diatas,
area tersebut harus diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri.
Tambahan sampel mungkin diperlukan untuk menentukan luas area yang
harus diperbaiki.
METODA TES DAN SPESIFIKASI
Berikut adalah persyaratan tes dan material
a) Standar Metoda Tes
Berikut adalah persyaratan tes dan material
a) Standar Metoda Tes
ASTM C 3 Membuat silinder
ASTM C 39 Compressive Strength Cylinders
ASTM C 42 Field Cores
ASTM C 88 Soundness of Aggregate
ASTM C109 Strength of Cement
ASTM C 117 Wet Sieving
ASTM C 131 L.A. Abration
ASTM C 136 Sieve Analyses
ASTM C 295 Aggregate for Concrete
ASTM D 75 Sampling Aggregate
ASTM D 423 Liquid Limit
ASTM D 424 Plastic Limit
ASTM D 558 Moisture-Density Relation of Soil-Cement Mixture
ASTM D 1556 Density of Soil in Place
ASTM D 1557 Moisture-Density Relation (Method D)
b) Standar Spesifikasi Material
ASTM C 150 Portland Cement
ASTM C 595 Blended Hydraulic Cements
ASTM D 977 Emulsified Asphalt (anionic)
ASTM D 2028 Cutback Asphalt
ASTM D 2397 Emulsified Asphalt (cationic)
ASTM C 39 Compressive Strength Cylinders
ASTM C 42 Field Cores
ASTM C 88 Soundness of Aggregate
ASTM C109 Strength of Cement
ASTM C 117 Wet Sieving
ASTM C 131 L.A. Abration
ASTM C 136 Sieve Analyses
ASTM C 295 Aggregate for Concrete
ASTM D 75 Sampling Aggregate
ASTM D 423 Liquid Limit
ASTM D 424 Plastic Limit
ASTM D 558 Moisture-Density Relation of Soil-Cement Mixture
ASTM D 1556 Density of Soil in Place
ASTM D 1557 Moisture-Density Relation (Method D)
b) Standar Spesifikasi Material
ASTM C 150 Portland Cement
ASTM C 595 Blended Hydraulic Cements
ASTM D 977 Emulsified Asphalt (anionic)
ASTM D 2028 Cutback Asphalt
ASTM D 2397 Emulsified Asphalt (cationic)
Semoga Bermanfa'at,
komposisi nya berapa ya bang?? pebandingan agregat : water: semen??
ReplyDeleteIsi dan materi yang ditampilkan sudah bagus, sayangnya format penulisan masih kurang baik, sehingga sulit dan membosankan untuk dibaca sampai habis.
ReplyDelete